SF consulting     18 Aug 2025

Pengembangan NLE Masih Terkendala Interoperabilitas Platform

(Jakarta) Bea Cukai melalui Tim Transisi Ekosistem Logistik Nasional, menggelar sosialisasi kajian standarisasi data di Kantor Pusat Bea Cukai. Acara ini dihadiri para pemangku kepentingan dari kementerian, lembaga terkait, hingga pelaku usaha logistik yang tergabung dalam National Logistics Ecosystem (NLE). Kegiatan tersebut bertujuan menyamakan pemahaman sekaligus merumuskan langkah implementasi standar data logistik nasional.
 
Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari kajian standarisasi data logistik yang disusun bersama Tim Peneliti Prospera dan Arghajata. Kajian tersebut sebelumnya telah dipresentasikan dalam Focus Group Discussion (FGD). Melalui langkah ini, pemerintah berupaya mengintegrasikan berbagai sistem, aplikasi, dan layanan logistik dari berbagai pemangku kepentingan di Indonesia.
 
Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai sekaligus Ketua Tim Transisi Ekosistem Logistik Nasional, Rudy Rahmaddi menyampaikan apresiasi kepada pihak yang terlibat. Ia menegaskan bahwa hasil kajian ini menjadi langkah konkret menuju logistik nasional yang lebih baik. “Hasil kajian ini adalah langkah konkret menuju logistik nasional yang lebih efisien, kompetitif, dan berkelanjutan,” ungkap Rudy yang dikutip pada Minggu (17/08).
 
Hasil kajian mengungkapkan bahwa meskipun layanan digital sudah berkembang, interoperabilitas antar platform masih rendah. Selain itu, format dokumen belum seragam, regulasi belum kuat, dan integrasi proses logistik dari hulu ke hilir belum optimal. Fokus kajian diarahkan pada sektor impor, khususnya delivery order, surat penyerahan petikemas, layanan trucking, pergudangan, kapal, hingga depo yang dinilai menjadi titik kritis dalam pertukaran data.
 
Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, Rachmad Solik, menekankan bahwa digitalisasi logistik nasional bukan sekadar pemanfaatan teknologi, melainkan membangun ekosistem yang transparan, efisien, dan terintegrasi. Saat ini, biaya logistik Indonesia masih relatif tinggi, yakni 14,29 % dari PDB pada 2023, lebih tinggi dibanding negara setara yang berkisar 10–12 %. Salah satu faktor penyebabnya adalah belum adanya standar data logistik yang seragam sehingga terjadi duplikasi dokumen dan keterlambatan pertukaran informasi. (Rp)
 
Konsultan pajak 
https://bit.ly/sfcnews
#sfconsulting #sfgroup #pajakuntukkita #kanwilbeacukai #konsultan #pajak #legal #customs #transferpricing #compliance


Tax News

Search




Exchange Rates

Mata Uang Nilai (Rp.)
EUR 17068.99
USD 15710
GBP 19949.11
AUD 10293.61
SGD 11699.88
* Rupiah

Berlaku : 27 Mar 2024 - 2 Apr 2024